CSE ENGINE

Loading

Sabtu, 12 Januari 2013

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT LAPORAN TAHUNAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL



 laporan tahunan

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT LAPORAN TAHUNAN 
MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL
 
      Bingung buat Laporan Tahunan..?? Bagi yang ingin membuat laporan tahunan and ga tw cara membuatnya,, disini ada cara dan langkah-langkah bagaimana membuat “ Laporan Tahunan “.
Membuat Laporan Tahunan gunakan program Microsof excel. Microsof excel adalah program aplikasi yang digunakan untuk membantu menghitung, memproyeksi, menganalisa, dan mempresentasikan data… Disini kita banyak bersinggungan dengan metode2 pembuatan table dan grafik yang dibutuh kan sekali dalam penyusunan data2, hasil penelitian, maupun dalam pembuatan makalah pribadi loch!!!….
Di bawah ini adalah langkah – langkah bagaimana membuat Laporan Tahunan menggunaka microsoft excel..
Selamat Membaca..
 
1. MENAMBAH JUMLAH SHET SESUAI KEBUTUHAN
· Pada bagian tab lembar kerja/ shet yang terletak pada bagian bawah klik kanan
· Insert, word set ok..
· Tambahin aja sesuai keinginan
· Kl pada laporan ne ad sekitar 20 set

2. MEMBERI NAMA SHET SESUAI KEINGINAN,,
· Lgi2 klik kanan pada shet trus klik deh rename,,spt ngedit nama d folder
· Ketik nama yang kmu ingin kan trus enter deh

3. KL KMU INGIN MEMBERi WARNA BIAR TAB SHET KMU MENARIK
Tinggal klik kanan, tab color..pilih deh warna sesuai selera n kebutuhan kmu…

4. MEMANGGIL NAMA SEL
Sma halnya dengan kita keluar kl namanya di panggil,,begitu jg dengan data sel

Maksud nya disini biar kita gak repot buka2 data pada shet yang lain bila ingin memasukan data yang sama…

Misalnya ne,,bikin bulan januari,, kita beri nama bljan biar gak susah ngetik bulan januari bila pada set selanjutnya terdapat kata2 januari…
Contoh nya,, laporan tahunan..
· pada penunjuk sel D10 januari,,
· Pada baris nama sel yang terletak sebelah baris rumus..sebelah atas nama colom
· Tertulis D10 klik kiri nama baris D10..jetik deh nama yang kmu inginkan untuk memanggil sel,,panggil aja nama nya..
· Enter..begitu pada sel seterusnya

5. MENGGABUNGKAN BEBERAPA SEL
· Blok sel yang ingin kamu gabungkan dengan syarat selnya dekat gak jauh2 an..mis A2,A3..dst
ke samping bias juga A1, B1 dst….A B C D



· MERGE SEL,, OR PADA MENU YANG ADA GAMBAR a dengan panah kiri kananA B C D


· Untuk mengatur tulisan or isi sel biar d tengah klik kanan or cari aja cel aligment or klik kanan, format sel, klik tab aligment.. atur deh!!! Or lansung aja pada menu merge sel & center
Klo ingin batalin penggabungan tinggal klik lagi gambar merge cell,, guan kan f4 untuk sel selanjutnya yang akan di gabung

6. MEMBERI WARNA SEL
Blok sel yang ingin di beri warna satu atau lebih sel
Klik kanan,,theme color or yang da gambar warna tumpah di samping warna font
Pilih deh warna,,klik double or enter

7. MENGHAPUS N EDIT DATA SEL
Klik or blik sel yang ingin di hapus klik kanan delete ato klik menu edit, format, or clear

8. MENYALIN DATA DENGAN AUTO FILL
Misalnya no berurutan 1,2,3… atau nama aq,aq, aq…
· Letakan sel pada pointer yang akan di copy bawa pointer mouse ke sudut kan bawah sel hingga muncul tanda tambah hitam +
· Klik tahan dan geser mouse ke arah yang diinginkan.
· Lepas tombol mouse

9. MEMBERI COMENT/ PENJELASAN PADA SEL
· Klik kanan sel yang ingin diberi keterangan
· Insert koment tulis koment
· Atur format koment sesuai selera pada menu home u/ word 2007
· Pindah ke sel lain secara otomatis comen akan tersimpan dan tampil setiap anda membuka sel..

10. MENGATUR FORMAT TAMPILAN ANGKA
· Sorot or blok 1 ato lebih sel yang akan d format
· Klik kanan, format sel ( ctrl 1)
· Pada kotak format sel klik tab number.
· Pilih kategori format yang diinginkan
v Decimal place: menentukan berapa jumlah anggka decimal
v Use 1000 separator: menentuka pemakaian pemisahan ribuan atau tidak
v Negative number menentukan format angka negative yang diinginkan mis -1234
v Currency: membantu member lambing mata uang jg anda ingin memasukan keterangan uang
v Dan seetrusnya pasti mengerti
· Klik ok jika format selesai d tentukan

11. MEMBUAT BINGKAI TABLE
· Blok sel yang ingin di beri bingkai
· Klik icon bolder pada menu format or format sel
· Pilih bolder yang diinginkan.. sesuai kan bentuk garis n warna sesuai keinginan.

12. MENYALIN ATAU DATA SEL
· Blok sel klik kanan copy u/ menyalin,,n cut u/ memindahkan
· Sorot lokasi tempat hasil yang diinginkan
· Klik kana paste or ctrl+v

Catt:
Bila semua sel pada shet klk kanan pada tanda yang berada antara penunjuk sel colom dan baris..dan lakukan sesuai langkah di atas salin pada shet yang di pilih

13. MENGGUNAKAN RUMUS ATO FUNGSI
Catt: harus selalu di awali =

Dengan cara menunjuk
· Temaptkan petunjuk pada posisi yang diinginkan,
· Ketik=
· Masukan formula : sum (jumlah), average (rata2) dll sesuai keinginan
· Buka kurung klik sel pertama,(sel kedua) yang ingin di jumlahkan tutup kurung

Ex : =sum(A5,(B3))
· ATAU MENJUMLAH SEL YANG MEMILIKI RENTANG OR BERDEKATAN
MIS B1,B2,B3,B4
· KETIK = blok sel
· Cari menu sum pada formula, auto sum hasil akan tertulis d bawah ato samping sel yang di blok
· Enter
Atau
· bisa juga =sum(B1:B4) bgitu jga untuk average

logika if
dingunakan untuk memberi syarat pada perintah dengan menggunakan pembanding:
= sama dengan
< kecil dari
> besar dari
<= kecil atau sama dari
>= besar atau sam dari
contoh =IF(I7bila data pada I7 kecil dri I18 maka bina,bla tidak –
ket:
$ digunakan bila pada saat menggunakan auto fill I18 tetap dipakai tidak berubah menjadi I19
Atau bisa juga diganti dengan memanggil nama sel conth tdsjan

14. MEMBUAT GRAFIK..
· blok sel yang dinginkan, insert chart atau klik icon wizart chart
· pilih grafik yang diinginkan pada chart type
· atur grafik klik kanan grafik atau sesuai format yang didinginkan.,,
· hamper sama dengan format membuat grafik pada mso. Word kok..
soalnya panjang bgt kl harus d jelasin padahal sebenernya simple aja

merubah type grafik
· klik kanan change chart type
· pilih chart yang diinginkan
· ok

memberi judul dan merubah warna area

· klik kanan area kosong grafik
· pilih format chart area klik font, n patern u memilih warna latar judul atu grafik
· ok

memindahkan grafik
· klik tahan area geser mouse hingga grafik ikut berpindah,
· lepas mouse pada area yang diinginkan

menghapus grafik
· klik grafik, delete

15. MENGHILANGKAN COLOM N BARIS YANG TIDAK DI GUNAKAN
· Blok baris yang tidak digunakan
· Bila sel baris setelah sel yang diisi data tekan cntrl+shift+panah kiri kanan atas bawah pada penunjuk sel
· Klik format, hide row u baris..or hide coloum u kolom
· Bila batal klik unhide row/coloum

16. MEMBERI PROTECT SHET BIAR GAK BISA D GANGGU GUGAT
· Format,protect sel
· Contreng sesuai bagian yang ingin d protect
· Masukan password
· Klik ok
· Menghilangkan protect klik unprotect dan masukan password

LOCK SEL
· Biar formula pada table gak bisa diubah
· Format sel, contreng lock
· Klik Ok

Selamat mencoba membuat LAPORAN TAHUNAN…..

Kamu bisa ngeliat hasilnya dengan cara klik di sini
Terimakasih Yaaa,,,,,,,^^

Budaya Kehamilan dan Persalinan (2)

1.  Karakteristik Responden
Mayoritas responden berumur 20 sampai 29 tahun (43,3%0 dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah lulus SD (31,7%) dan penghasilan keluarga responden terbanyak adalah Rp.400.000,- perbulan atau rata-rata dibawah UMR Jawa Tengah.
2.  Praktik perawatan kehamilan
Hampir semua responden menjawab pernah melakukan perawatan kehamilan (96,7%)dengan cara memeriksakan diri ke petugas kesehatan (bidan / dokter) (80%). Sebanyak 20% responden menyatakan tidak melakukan aktivitas seksual pada saat hamil dan 26,7% lainnya menyatakan kadang-kadang.Apabila ada keluhan ketika hamil 41,7% memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan kehamilan pada tri-mester pertama sebanyak 48,3%, sedangkan 23,3% lainnya memeriksakan diri dua kali dan sebanyak 13,4% responden memeriksakan kehamilan setiap yang dikarenakan gangguan kehamilan seperti mual dan muntah. Menurut Depkes RI (1998) frekuensi pelayanan ANC yang dianjurkan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu: minimal 1 kali pada tribulan pertama, mini- mal 1 kali pada tribulan kedua dan minimal 2 kali pada tribulan ketiga. Sebanyak 36,6% responden melakukan pantang makanan tertentu karena diperkirakan akan mengganggu diri dan janinnya. Hal yang menggembirakan adalah keterlibatan suami dalam periksa kehamilan cukup besar yaitu 76,6%.
3.  Praktik Persalinan
Bidan paling banyak dipilih oleh responden sebagai penolong persalinan (63,3%) disusul dengan dukun bayi (18,4%). Beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden terhadap penolong persalinan yaitu faktor pengalaman kerja (33,3%), kompeten dalam bidangnya (30%), sedangkan 35% lainnya mempunyai alasan pengalaman pertolongan persalinan sebelumnya, pelayanan lengkap (terutata dukun bayi) dan alasan keterdekatan dengan rumah responden. Lokasi tempat pelayanan (kedekatan dengan tempat tinggal) serta peralatan lengkap dan tenaga trampil merupakan alasan terbanyak mengapa mereka memilih sarana pelayanan. Walaupun ada 43,3% yang menyatakan setuju dilayani oleh dokter / bidan perempuan tetapi ada  50% lainnya yang tidak memasalahkan bila dilayani oleh dokter pria. Hal yang menggembirakan, senada dengan keterlibatan suami dalam periksa kehamilan, hampir semua responden (93,4%) menyatakan suami mereka berpartisipasi dalam menyambut persalinan bayi mereka.
4.  Praktik perawatan nifas
Dalam hal praktek perawatan selama masa nifas (setelah ibu melahirkan sampai dengan sekitar 35- 40 hari) beberapa data dapat dipaparkan. Minum jamu yang merupakan kebiasaan sebagian masyarakat suku Jawa juga dilakukan oleh hampir semua responden saat nifas. Hanya satu orang (1,7%) yang dengan jujur menyatakan melakukan hubungan seksual saat nifas, walaupun ini tidak dianjurkan oleh kesehatan dan juga agama (Islam). Selama masa nifas sebagian responden (41,7%) berpantang mengkonsumsi daging dan ikan. Pijat badan untuk mengembalikan kebugaran tubuh setelah bersalin dilakukan oleh 83,3% responden.
5.  Deskripsi kondisi sosial budaya setempat
Masyarakat memiliki kebudayaan yang mencakup aturan – aturan, norma – norma, pandangan hidup yang dijadikan acuan dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat. Pada masyarakat Jawa yang menganut pola garis keturunan patrilineal maka dalam adat kebiasaan keluarga, peranan suami / ayah sangat berpengaruh. ayah / suami sebagai kepala rumah tangga adalah perantara dalam penentuan nasib termasuk yang menguasai sumber-sumber ekonomi keluarga (Herkovits dalam Susilowati, 2001).
Dalam masyarakat Jawa, kehamilan (dan kemudian kelahiran bayi) merupakan peristiwa yang penting dalam siklus hidup manusia. Oleh karena itu ibu dan keluarga melakukan serangkaian aktivitas ritual untuk menyambutnya. Faktor kekerabatan (suami, orang tua, nenek) masih memberikan peran yang penting dalam tindakan-tindakan si ibu berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, baik dalam memberikan nasehat (karena mereka sudah berpengalaman menjalani peristiwa tersebut) maupun pengambilan keputusan siapa penolong persalinan dan sarana pelayanan apakah yang akan dipergunakan.
Selama kehamilan, biasanya ibu akan melakukan berbagai upaya agar bayi dan ibunya sehat dan dapat bersalin dengan selamat, nor- mal dan tidak cacat. Sebagian masyarakat masih berpantang makan makanan tertentu seperti udang atau kepiting dan buah nanas, walaupun menurut kesehatan pantangan makanan tertentu tidak dibenarkan apalagi kalau makanan tersebut bergizi. Selama kehamilan juga ada pantangan yang harus diperhatikan ibu dan bapak misal: tidak boleh menyiksa atau membunuh binatang dan tidak boleh mengejek orang yang cacat supaya si bayi dapat lahir dengan selamat dan tidak cacat. Terutama keluarga dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, seiring dengan kemajuan jaman sudah banyak yang tidak mempercayainya begitu juga dengan sebagian responden penelitian.
Informan/ responden dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan PLKB menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat masih memperingati upacara 7 bulan bayi dalam kandungan khususnya bagi anak pertama, termasuk sebagian besar responden ibu yang telah diwawancarai. Di daerah lain pada suku Jawa upacara tersebut disebut mitoni, sedangkan di Kabupaten Jepara disebut munari. Munari merupakan upacara selamatan dengan nasi tumpeng yang puncaknya adalah nasi ketan berwarna kuning yang diibaratkan cahaya sebagai simbol bahwa pada usia kehamilan ketujuh si janin sudah mempunyai roh atau nyawa. Acara munari ini seringkali dilengkapi dengan upacara seperti halnya mitoni yaitu si ibu ganti kain tujuh kali, memecahkan kelapa gading yang berukir gambar tokoh wayang Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih (dua dewa / dewi dalam pewayangan yang terkenal ketampanan dan kecantikannya) dengan harapan si bayi nantinya akan tampan seperti Dewa Kamajaya dan cantik seperti Dewi Kamaratih. Upacara ini seringkali dipimpin oleh dukun bayi atau orang yang dituakan di dalam keluarga tersebut. Di dalam upacara tersebut suami harus terlibat dalam rangkaian upacara.
Keterlibatan/ partisipasi suami selama masa kehamilan istri cukup besar baik dalam bentuk aktivitas mengantar istri memeriksakan kandungan ke bidan / dokter, berusaha memenuhi keinginan istri yang sedang nyidam maupun mengingatkan agar istrinya lebih banyak makan makanan yang bergizi. Para suami terutama yang berpendidikan cukup tinggi cenderung melarang bila istrinya berpantang makanan tertentu. Menurut pandangan mereka, sepanjang yang dimakan ibu hamil memenuhi kriteria sehat dan bergizi baik untuk ibu dan bayi maka tidak dibenarkan untuk berpantang walaupun pada masyarakat sekitar masih berlaku pantangan makan makanan tertentu atau bertingkah laku tertentu pada saat istrinya hamil.
Muis (1996) dalam penelitiannya di Kota Semarang menyebutkan bahwa para orang tua/ mertua sangat berperan dalam menentukan, menasehati dan menyarankan anaknya/ menantunya untuk periksa hamil pada bidan atau memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan. Sutrisno (1997) dalam penelitiannya di Kabupaten Purworejo juga mengungkapkan bahwa suami, orang tua dan mertua adalah anggota kelompok referensi yang paling sering memberikan anjuran memilih tenaga penolong persalinan. Susilowati (2001) dalam penelitiannya di Kabupaten Semarang juga menemukan bahwa suami sangat dominan dalam pengambilan keputusan rumah tangga sehari-hari, tetapi dalam menentukan penolong persalinan dan tempat bersalin yang dominan adalah orang tua dan mertua. Pada saat menghadapi masalah medis persalinan masih diperlukan musyawarah keluarga untuk merujuk ibu bersalin ke rumah sakit.
Menurut responden tokoh masyarakat dan tokoh agama, kelahiran bayi adalah suatu peristiwa yang perlu dirayakan dengan upacara tertentu. Masyarakat Kabupaten Jepara yang mayoritas beragama Islam biasa melakukan serangkaian acara mulai dari pembacaan adzan pada telinga kanan bayi sesaat setelah kelahirannya, dilanjutkan dengan pencucian plasenta bayi atau ari-ari, diberi doa dan dan dimasukkan dalam wadah tertutup dari tanah liat dan diberi kembang telon (bunga tiga warna) dan dikuburkan di depan rumah/ teras serta diterangi sentir/ teplok (lampu minyak) pada malam hari. Pelaku dari semua upacara ini adalah suami dari istri yang baru saja melahirkan. Berdasarkan pengamatan di depan rumah beberapa rumah responden ,yang kebetulan baru beberapa hari melahirkan, terdapat gundukan tanah yang ditutupi dengan pagar dari bambu dan diberi lampu minyak dan mereka menjelaskan bahwa plasenta bayi telah mereka kuburkan di situ.
Di daerah Jepara dikenal upacara krayanan atau brokohan atau selapanan yaitu upacara pada saat bayi berusia 35 hari untuk memberi nama bayi dengan cara berdoa bersama dan bancakan atau selamatan dengan nasi urap / sego  gudangan  rambanan  reno  pitu . Bersamaan dengan upacara krayanan tersebut juga diadakan upacara adat walikan atau resikan. Upacara ini lebih ditujukan untuk si ibu bayi karena sudah selesai menjalani masa nifas dan siap untuk melayani suaminya kembali. Pada saat selamatan itu si ibu dirias secantik mungkin. Di dalam upacara ini kehadiran dukun bayi juga penting, terutama bila mereka yang menolong kelahiran bayinya.
Menurut responden, dukun bayi dirasakan mempunyai beberapa kelebihan disbanding bidan / dokter yaitu dukun bayi mampu memberikan pelayanan yang paripurna mulai dari menolong persalinan sampai memimpin upacara kelahiran bayi. Dukun bayi juga siap setiap saat dibutuhkan, memberikan rasa nyaman dan aman karena mereka kebanyakan dituakan, begitu juga hubungan kekeluargaan membuat kehadiran dukun bayi dalam hal tertentu sulit digantikan oleh bidan. Kepala Puskesmas dan bidan serta PLKB yang diwawancarai menyadari bahwa dukun bayi masih dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu program pelatihan dukun bayi dan pembinaan serta pendampingan oleh bidan Puskesmas merupakan program yang terus dijalankan. Di sisi lain mereka mengupayakan peningkatan peran bidan dan bidan di desa (BDD) tetapi mengusahakan agar tidak lahir dukun bayi baru karena adanya target cakupan tertentu dari ANC dan persalinan oleh tenaga kesehatan serta eliminasi tetanus neonatorum (ETN) yang harus diupayakan menjadi angka nol. Pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih dan steril merupakan salah satu penyebab utama adanya tetanus neonatorum. Dukun yang belum dilatih seringkali melakukan pemotongan dan perawatan tali pusat secara tidak higienis seperti diberi kunyit atau apu (kapur gamping yang basah), tetapi saat ini hal tersebut hampir tidak pernah ditemui karena semua dukun bayi di desa lokasi penelitian sudah dilatih oleh Puskesmas.
Nuansa Islam yang cukup kuat mewarnai adat dengan adanya upacara kekahan atau aqiqah yaitu ungkapan rasa bersyukur pada Tuhan YME atas anugerah anak dan sebagai salah satu kewajiban orang tua dalam ajaran Islam terhadap anaknya. Pada acara kekahan ini untuk anak laki-laki akan disembelih dua ekor kambing, sedangkan bila anak perempuan cukup satu ekor kambing. Daging yang sudah dimasak dibagikan kepada para tamu dan tetangga.Adat kekahan tidak mesti harus segera dilakukan setelah bayi lahir tetapi bisa sampai dengan menjelang remaja. Kekahan biasanya dilakukan oleh keluarga yang cukup mampu.
Perilaku positif lainnya yang masih dijalankan seperti halnya kebiasaan para ibu dari suku Jawa setelah melahirkan yaitu kebiasaan minum jamu dengan tujuan agar ASI mereka lancar serta untuk menjaga kesehatan dan kebugaran ibu. Jamu wejah diminum agar ASI lancar dan jamu beras kencur agar badan tidak terasa capek dan jamu pilis yang ditempelkan di dahi agar kepala terasa ringan dan tidak pusing. Selama masa nifas ada pantangan berhubungan seksual. Hal positif ini sejalan dengan kesehatan dan larangan dalam agama Islam yang mayoritas mereka anut.
Perilaku yang kurang mendukung selama masa nifas yaitu pantang makanan tertentu yang lebih dikaitkan dengan si bayi antara lain agar ASI tidak berbau amis antara lain daging dan ikan laut. Kebiasaan kurang baik lainnya yang masih ada yaitu bayi digedhong atau membungkus bayi dengan jarik (kain batik pelengkap busana kebaya) agar bayi hangat dan diam. Bila hal ini dilakukan terus menerus akan berpengaruh pada aktivitas bayi dan pertumbuhan tulangnya.
Apabila bayi lahir cacat (bibir sumbing) atau bayi lahir dengan sungsang yang dahulu seringkali dikaitkan dengan kesalahan masa lalu orang tuanya atau orang tuanya melanggar pantangan tertentu maka sebagian besar responden menganggap hal tersebut tidak benar. Bayi lahir sungsang atau bibir bayi sumbing mereka percayai semata-mata karena masalah kesehatan.
SIMPULAN
Praktik perawatan kehamilan, persalinan bayi dan nifas di lokasi penelitian telah banyak mendukung upaya kesehatan reproduksi antara lain: periksa hamil. Bidan adalah pilihan pertama sebagai penolong persalinan tetapi dukun bayi juga masih diminati. Peran suami cukup menonjol dalam masa kehamilan, persalinan bayi dan nifas. Tradisi budaya Jawa seperti minum jamu, pantang makanan tertentu, pijat untuk kebugaran ibu setelah melahirkan masih mereka jalankan. Nuansa budaya Jawa tercermin pada berbagai ritual budaya yang diwarnai oleh agama (Islam) yaitu mulai dari mitoni (munari), krayanan (brokohan),resikan (walikan) dan kekahan (aqiqah).
Masih diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang terus menerus yang bertujuan untuk mempertahankan praktek yang positif dan mengurangi/ menghilangkan pemahaman nilai-nilai yang tidak mendukung kesehatan reproduksi.
  1. KEPUSTAKAAN
    Departemen Kesehatan RI. 1998. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1999. Materi Ajar Modul Safe Motherhood, kerjasama Depkes RI dengan Fakultas Kesehatan masyarakat niversitas Indonesia.
  2. Departemen Kesehatan RI. 2000. Visi Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
  3. Departemen Kesehatan RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001 – 2010. Jakarta.
  4. Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta.
  5. Departemen Kesehatan RI. 2004. Panduan Marketing Public Relation. Materi MPS, bagian Proyek PUK – SMPPA, Propinsi Jawa Tengah. Semarang.
  6. Muhammad, Kartono. 1996. Prioritas Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Seksualitas Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender. Pustaka Sinar Harapan. PPK UGM. Yogyakarta.
  7. Muis, Fatimah, dkk. 1996. Kualitas Pelayanan Persalinan di Jawa Tengah; Studi di Kotamadya Semarang. Pusat penelitian Kesehatan dan Pusat Studi Wanita Lembag Penelitian   Universitas Diponegoro. Semarang.
  8. Sutresno, Ismail J. 1997. Persepsi perilaku Ibu hamil dan Masyarakat terhadap Resiko kehamilan dan Persalinan di Kabupaten Purworejo. tesis dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang studi Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  9. Susilowati, Rini. 2001. Pola Pengambilan Keputusan Keluarga dan Penolong Persalinan dalam Memutuskan Merujuk Ibu Bersalin ke Rumah Sakit pada Kasus Kematian Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang. tesis pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

    Lihat juga ya di link yang di sini